Kinerja Menteri Amran Positif, DPR Optimis Nawacita Terealisasi

By Admin

Foto/dok. Kementan  

nusakini.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, mengakui capaian kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mengembangkan sektor pertanian. Demikian disampaikannya dalam mengomentari data Badan Pusat Statistik (BPS) soal kontribusi sektor pertanian pada pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I 2017 serta lembaga riset The Economist Intelligen Unit (EIU) yang menyebutkan pertumbuhan pertanian Indonesia meroket ke posisi 25.

Menurut Daniel, peningkatan di sektor pertanian tersebut terwujud, karena Kementan efektif dalam mengelola anggarannya yang bertambah untuk menambah luas lahan.

"Dan peningkatan produktivitas yang mampu menekan impor," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/7/2017).Kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, data tersebut menunjukkan kinerja Kementan berada di jalur yang dicanangkannya (on the track).

Dan dia meyakini, poin ketujuh Nawacita Presiden Joko Widodo, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, khususnya di sektor pertanian dapat terealisasi. "Iya, ini menuju terwujudnya poin ke-7," pungkas legislator asal Kalimantan Barat itu.

Survei Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2017 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, kontribusi pertanian pada laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 0,9 persen. Artinya, berada di peringkat kedua setelah industri pengolahan. Tren positif laju pertumbuhan PDB sektor pertanian mulai terlihat dari Triwulan IV 2016 dengan kontribusi sebesar 0,58 persen. Sedangkan pada Triwulan I 2016, hanya 0,19 persen. Berdasarkan data BPS yang sama, diketahui struktur PDB pada Triwulan I 2017 di sektor usaha pertanian juga berada di posisi kedua dengan 13,59 persen.

Rekor hijau tersebut pun mendapat pengakuan dari lembaga riset dan analisis ekonomi internasional, The Economist Intelligen Unit (EIU), pada 2017 tentang Global Food Security Index (GFSI).Dilansir dari situs resminya, Indonesia masuk peringkat 25 besar dari 113 negara yang diteliti berdasarkan capaian pembangunan pertanian. Padahal, di tahun sebelumnya berada di rangking 71 dan posisi ke-74 pada 2015.Lembaga kajian dan analisis yang berpusat di Inggris ini meneliti capaian pembangunan pertanian dari empat aspek, secara keseluruhan (overall), keberlanjutan petanian (sustainable agriculture), masalah gizi (nutritional challenges), serta kerugian pangan dan limbah (food loss and waste).Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil serta di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.

Untuk sustainability agriculture, Indonesia bercokol di rangking 16 (53,87) setelah Argentina serta di atas Cina, Etiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India.Sedangkan nutritinal challeges, Indonesia masuk peringkat 18 (56,79) setelah Brasil serta di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria, dan India.Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia bertengger di peringkat 24 (32,53) setelah Uni Emirat Arab dan di atas Arab Saudi. (p/mr)